Harga Promo Umroh 2017

UMROH 2017 






  Harga Umroh Daftar Group Min 20Pax  (Biaya lebih Murah)
Program 
JATWAL KEBERANGKATAN 
Harga ( Quadro ) 
Hotel* 3 
Hotel* 4 
Hotel* 5 
Paket Promo
MARET & APRIL 2017
Rp18,5 Jt 
Rp.22 Jt 
Rp.23 Jt
REGULER 
NOV, JAN, FEB, MARET, APRIL 
Rp.21.5Jt 
Rp.24,5Jt
Rp.26,5JT
Perorangan 
Nov,Jan,Feb,mar,aprilRp.19,5Jt Rp.23 JtRp.24 JT 

Harga di atas Include : 
- Full paket ( Tanpa Biaya tambahan Apapun ) 
- Kecuali pembuatan ( paspor, Buku Kesehatan )
- Program Umroh 2x Pelaksanaan Miqod / Umroh 
- Harga sudah termasuk 
1. Manasik Umroh 
2. seragam umroh ( Pria / wanita ) 
3. tiket pesawat PP ( Jakarta , Jeddah - Jeddah, Jakarta ) 
4. Visa umroh 
5. Handling Bandara + Airportex ( jakarta & Jeddah ) pp 
6. Bus Penjemputan & City Tour selama 7 Hari di saudi 
7. Hotel ( Madinah 3 Hari + Makkah 4 Hari ) 
8. Makan ( catring selama di saudi )
9. City Tour Kota madinah, Makkah & Jeddah
10.Muthowif / ust Pembimbing 
11. Air Zam - Zam 5 Ltr.

Note : 

  • Harga Paket Promo adalah paket umroh Gabungan yang di berangkatan pada bulan yang sudah di tentukan yaitu Maret & April 2017 
  • Harga paket Umroh Reguler adalah paket umroh berangkat tiap bulan.
  • Harga paket Umroh Perorangan adalah bila daftar sendiri  1 orang/ Personal  & bukan terdaftar sebagai Agent davaro. 
Persyaratan Jadi Agent Davaro Adalah :
  • JUJUR & KOMITMEN , AMANAH ( sukses & Maju Bersama ) 
  • Menjaga Nama baik PT. DAVARO ANUGRAH ILHIANI 
  • Tanda tangan MOU ( kesepakatan Kerjasama Secara Resmi ) 
  • Harga paket yang kami berikan Lebih Murah 
  • Keberangkatan & promosi Mengunakan Bendera davaro 
  • Mengikuti tata Tertip harga ,pembayaran & Jatwal.
  • free Brosur & Spanduk. 


Itenerary / Rincian Perjalanan
HARI 01 : Jakarta-Jeddah
Berkumpul di Bandara Soekarno Hatta terminal 2 D, 3 Jam sebelum keberangkatan. Tiba di Airport Jeddah, pemeriksaan Imigrasi. lalu kemudian bersiap-siap untuk berangkat menuju Madinah dan langsung transfer ke hotel.
HARI 02 : MADINAH
Mengikuti shalat 5 waktu  berjamaah di Masjid Nabawi , kemudian ziarah ke Makam. Rasulullah dan kedua sahabat beliau : Sayidina Abu Bakar dan Umar bin Khatab, Makam Baqi dan Raudha. Acara Bebas.
HARI 03 : MADINAH
Mengikuti shalat 5 waktu  berjamaah di Masjid Nabawi , kemudian ziarah ke Makam. Rasulullah dan kedua sahabat beliau : Sayidina Abu Bakar dan Umar bin Khatab, Makam Baqi dan Raudha. Pengajian setelah Sholat Ashar
HARI 04 : MADINAH-Mekkah
Jam 07.00 berkumpul di Loby Hotel, siap-siap ziarah Luar mengunjungi : Masjid Quba, Perkebunan Kurma, Jabal Uhud, Masjid Qiblatain, Masjid Khandak.
Pabrik Al-quran (Optional)
Shalat Dhuhur berjamaah di Masjid Nabawi.
dari hotel sudah berpakaian ihrom, persiapan berangkat ke Mekkah, berangkat jam 14.00 dari madinah
Berangkat ke Mekkah dengan Bus, singgah di Bir Ali untuk miqat, melakukan UMROH I (pertama)
HARI 05 : Mekkah
Mengikuti shalat 5 waktu  berjamaah di Masjidil Haram, Tawaf Sunah, Sholat Sunah di Hijir Ismail, Sholat Sunat di Multazam (Depan Pintu Ka'bah), Mengecup Hajar Aswad. Acara Bebas
HARI 06 : MAKKAH
Setelah makan pagi ziarah mengunjungi:Jabal Tsur, Padang Arafah, Masjid Namirah, Jabal Rahmah, Muzdalifah, Mina, Jabal Nur, Miqot di Tan'im dan Umroh ke II
HARI 07 : MAKKAH
Mengikuti shalat 5 waktu  berjamaah di Masjidil Haram, Tawaf Sunah, Sholat Sunah di Hijir Ismail, Sholat Sunat di Multazam (Depan Pintu Ka'bah), Mengecup Hajar Aswad. Acara Bebas,(umroh tambahan--pilihan-miqot di Tan’im-Mesjid Siti Aisyah)
HARI 08 : Makkah-Jeddah
Tawaf wada dilakukan setelah sholat subuh dan dilanjutkan perjalanan ke Jeddah mengikuti City Tour dengan mengunjungi Pasar Balad, Makam Siti Hawa, Masjid Qishos, Masjid Terapung, dan pada sore  hari transfer ke airport untuk kembali menuju Jakarta.
HARI 09 : Jeddah-Jakarta
Insya Allah pesawat  tiba kembali di Bandara Soekarno-Hatta.Demikian acara Ibadah Umroh

Manasik Umroh


Persiapan Umroh dan tatacara pelaksanaannya.
Syarat , Rukun dan Wajib Umroh
A. Syarat Umroh
• Islam
• Baligh (dewasa)
• Berakal sehat (tidak terganggu fikirannya)
• Merdeka (bukan budak belian)
• Istitho’ah (mampu)
B. Rukun Umroh
• (niat) ihram
• Tawaf umroh
• Sa’i
• Bercukur (tahallul)
• Dikerjakan secara tertib.
C. Wajib Umroh
• Niat umroh dari miqat.
• Tidak berbuat hal-hal yang haram/ memba-talkan niat.
D. Larangan selama dalam keadaan ihram.
A. Untuk pria
• Memakai pakaian yang dijahit
• Memakai alas kaki yang menutup mata kaki.
• Sengaja menutup kepala sampai menyentuh
rambut (kecuali dalam keadaan yang sangat darurat).
B. Untuk wanita
• Menutup telapak tangan.
• Menutup muka.
C. Untuk semua
• Memakai wangi-wangian (kecuali yang sudah dipakai sebelum niat ihram).
• Memotong kuku, mencukur/mencabut bulu /rambut
• Memburu atau membunuh binatang.
• Menikah atau menikahkan.
• Bercumbu atau bersetubuh
• Bertengkar, memarahi atau mengucapkan
kata-kata yang tidak senonoh/kotor.
• Memotong atau mencabut pohonan di tanah haram
Jika ada larangan di atas yang dilanggar maka ia harus membayar dam (denda), yakni dari mulai memberi makan fakir sampai menyembelih seekor kambing. Tanyakan kepada pembimbing atau mutawif tentang besarnya dam yang harus dikeluarkan, jika anda merasa melanggar larangan di atas.
E. Persiapan umroh.
1. Mandi sunnah, dengan niat untuk ihram.
2. Wudhu
3. Kenakan kain ihram (dilarang memakai wangi-wangian)
4. Sholat sunnah ihram 2 rakaat (akan kita lakukan di mesjid bir ali/atau dimiqot). Rakaat pertama dianjurkan membaca surat al kaafirun dan rakaat ke dua membaca surat al ikhlas.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ ﴿١﴾ لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾ وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ ﴿٣﴾ وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ﴿٤﴾ وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ ﴿٥﴾ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ ﴿
5. Niat umroh (labbaika allahumma umratan)
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَةً
6. Membaca talbiah sampai ke makkah/mesjid haram.
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَك لَبَّيْكَ ، إنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَك وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَك

TATA CARA PELAKSANAAN UMRAH
Pertama:
Jika seseorang akan melaksanakan umrah, dianjurkan untuk mempersiapkan diri sebelum berihram dengan mandi sebagaimana seorang yang mandi junub, dan memakai pakaian ihram.
Kedua:
Pakaian ihram bagi laki-laki berupa dua lembar kain ihran yang berfungsi sebagai sarung dan penutup pundak. Adapun bagi wanita, ia memakai pakaian yang telah disyari’atkan yang menutupi seluruh tubuhnya. Namun tidak dibenarkan memakai cadar/ niqab (penutup wajahnya)
Ketiga:
Berihram dari miqat untuk dengan mengucapkan:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَةً
labbaika Allahumma ‘umratan” (aku memenuhi panggilan-Mu untuk menunaikan ibadah umrah).
Keempat:
Jika khawatir tidak dapat menyelesaikan umrah karena sakit atau adanya penghalang lain, maka dibolehkan mengucapkan persyaratan setelah mengucapkan kalimat di atas dengan mengatakan,
اللَّهُمَّ مَحِلِّي حَيْثُ حَبَسْتَنِي
Allahumma mahilli haitsu habastani” (Ya Allah, tempat tahallul di mana saja Engkau menahanku).
Dengan mengucapkan persyaratan ini—baik dalam umrah maupun ketika haji--, jika seseorang terhalang untuk menyempurnakan manasiknya, maka dia diperbolehkan bertahallalul dan tidak wajib membayar dam(menyembelih seekor kambing).
Kelima:
Tidak ada alat khusus untuk berihram, namun jika bertepatan dengan waktu shalat wajib, maka shalatlah lalu berihram setelah shalat.
Keenam:
Setelah mengucapkan “talbiah umrah” (pada poin ketiga), dilanjutkan dengan membaca dan memperbanyak talbiah berikut ini, sambil mengeraskan suara bagi laki-laki dan lirih bagi perempuan hingga tiba di Makkah:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَك لَبَّيْكَ ، إنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَك وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَك
Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan ni’mata, laka wal mulk, laa syariika lak”. (Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu,  aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu).
Ketujuh:
Jika memungkinkan, seseorang dianjurkan untuk mandi sebelum masuk kota Makkah.
Kedelapan:
Masuk Masjidil Haram dengan mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa masuk masjid:
اللَّهُمَّ افْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.
Allahummaf-tahlii abwaaba rohmatik” (Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu).[1]
Kesembilan:
Menuju ke Hajar Aswad, lalu menghadapnya sambil membaca بِسْمِ اللهِ وَ اللهُ أَكْبَر Allahu akbar” atau “Bismillah Allahu akbar” lalu mengusapnya dengan tangan kanan dan menciumnya. Jika tidak memungkinkan untuk menciumnya, maka cukup dengan mengusapnya, lalu mencium tangan yang mengusap hajar Aswad. Jika tidak memungkinkan untuk mengusapnya, maka cukup dengan memberi isyarat kepadanya dengan tangan, namun tidak mencium tangan yang memberi isyarat. Ini dilakukan pada setiap putaran thawaf.
Kesepuluh:
Kemudian, memulai thawaf umrah 7 putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad pula. Dan disunnahkan berlari-lari kecil pada 3 putaran pertama dan berjalan biasa pada 4 putaran terakhir.
Kesebelas:
Disunnahkan pula mengusap Rukun Yamani pada setiap putaran thawaf. Namun tidak dianjurkan mencium rukun Yamani. Dan apabila tidak memungkinkan untuk mengusapnya, maka tidak perlu memberi isyarat dengan tangan.
Keduabelas:
Ketika berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, disunnahkan membaca,
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Robbana aatina fid dunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” (Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa neraka). (QS. Al Baqarah: 201)
Ketigabelas:
Tidak ada dzikir atau bacaan tertentu pada waktu thawaf, selain yang disebutkan pada no. 12. Dan seseorang yang thawaf boleh membaca Al Qur’an atau do’a dan dzikir yang ia suka.
Keempatbelas:
Setelah thawaf, menutup kedua pundaknya, lalu menuju ke makam Ibrahim sambil membaca,
وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
Wattakhodzu mim maqoomi ibroohiima musholla” (Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat) (QS. Al Baqarah: 125).
Kelimabelas:
Shalat sunnah thawaf dua raka’at di belakang Maqam Ibrahim[2], pada rakaat pertama setelah membaca surat Al Fatihah, membaca surat Al Kaafirun dan pada raka’at kedua setelah membaca Al Fatihah, membaca surat Al Ikhlas.[3]
Keenambelas:
Setelah shalat disunnahkan minum air zam-zam dan menyirami kepada dengannya.
Ketujuhbelas:
Kembali ke Hajar Aswad, bertakbir, lalu mengusap dan menciumnya jika hal itu memungkinkan atau mengusapnya atau memberi isyarat kepadanya.

SA'I UMRAH
Kedelapanbelas:
Kemudian, menuju ke Bukit Shafa untuk melaksanakan sa’i umrah dan jika telah mendekati Shafa, membaca,
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ
Innash shafaa wal marwata min sya’airillah”  (Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah) (QS. Al Baqarah: 158).
Lalu mengucapan,
نَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ
Nabda-u bimaa bada-allah bih”.
Kesembilanbelas:
Menaiki bukit Shafa, lalu menghadap ke arah Ka’bah hingga melihatnya—jika hal itu memungkinkan—, kemudian membaca:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ  (3x)
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ
“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. (3x)
Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata. Dialah yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan sendirian.”[4]
Keduapuluh:
Bacaan ini diulang tiga kali dan berdoa di antara pengulangan-pengulangan itu dengan do’a apa saja yang dikehendaki.
Keduapuluhsatu:
Lalu turun dari Shafa dan berjalan menuju ke Marwah.
Keduapuluhdua:
Disunnahkan berlari-lari kecil dengan cepat dan sungguh-sungguh di antara dua tanda lampu hijau yang beada di Mas’a (tempat sa’i) bagi laki-laki, lalu berjalan biasa menuju Marwah dan menaikinya.
Keduapuluhtiga:
Setibanya di Marwah, kerjakanlah apa-apa yang dikerjakan di Shafa, yaitu menghadap kiblat, bertakbir, membaca dzikir pada no. 19 dan berdo’a dengan do’a apa saja yang dikehendaki, perjalanan (dari Shafa ke Marwah) dihitung satu putaran.
Keduapuluhempat:
Kemudian turunlah, lalu menuju ke Shafa dengan berjalan di tempat yang ditentukan untuk berjalan dan berlari bagi laki-laki di tempat yang ditentukan untuk berlari, lalu naik ke Shafa dan lakukan seperti semula, dengan demikian terhitung dua putaran.
Keduapuluhlima:
Lakukanlah hal ini sampai tujuh kali dengan berakhir di Marwah.
Keduapuluhenam:
Ketika sa’i, tidak ada dzikir-dzikir tertentu, maka boleh berdzikir, berdo’a, atau membaca bacaan-bacaan yang dikehendaki.
Keduapuluhtujuh:
Jika membaca do’a ini:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ
Allahummaghfirli warham wa antal a’azzul akrom” (Ya Rabbku, ampuni dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa dan Maha Pemurah), tidaklah mengapa  karena telah diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud dan ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya mereka membacanya ketika sa’i.
Keduapuluhdelapan:
Setelah sa’i, maka bertahallul dengan memendekkan seluruh rambut kepala atau mencukur gundul, dan yang mencukur gundul itulah yang lebih afdhal. Adapun bagi wanita, cukup dengan memotong rambutnya sepanjang satu ruas jari.
Keduapuluhsembilan:
Setelah memotong atau mencukur rambut, maka berakhirlah ibadah umrah dan Anda telah dibolehkan untuk mengerjakan hal-hal yang tadinya dilarang ketika dalam keadaan ihram.

Ka’bah Al Musyarrafah
Ka’bah Al Musyarrafah

Nama ka’bah berasal dari bahasa arab yang berarti bangunan segi empat yang melambangkan persatuan yang kokoh karena terdiri dari 4 sisi yang satu dengan yang lain nya saling memperkuat untuk berdiri
Ka’bah Al musyarrafah(ka’bah yang mulia) di dalam al quran di sebutkan secara ekslipsit pada surat al maidah ayat 97
Selain itu dia memiliki nama dan sebutan lainnya al bait(rumah) ali imran 96-97 al anfl 35 al hajj 26 dan quraisy 3, baitullah(rumah allah) al baqarah 125, Ibrahim 37, Al hajj 26, al bait al haram(rumah suci) al maidah 97, al bait al atiq(rumah tua atau pusaka) al hajj 29 dan qiblat al baqarah 144.
Tinggi seluruh dinding ka’bah: 15meter. Lebar dinding utara: 10,02 meter, lebar dinding barat: 11,58 meter lebar dinding selatan 10,13 meter dan lebar dinding timur adalah 10,22 meter. Berdasarkan surat ali imran: 96 ka’bah merupakan bangunan yang pertama di bumi yang di pergunakan ibadah pada allah swt. Pernyataan allah ini sekaligus sebagai bantahan terhadap ahli kitab yang menyatakan bahwa bangunan tertua untuk ibadah adalah masjidil aqsha. Sejak jaman nabi ismail, ka’bah sudah di tutup dengan kiswah. Yang pertama member kiswah dari bahan sutra adalah hajjaj yaitu pada tahun 684 masehi adapun kiswah hitam yang sekarangnini adalah bikinan pemerintah Arab Saudi. Terdiri dari sutra asli yang beratnya mencapai 670 kg, dan dilengkapi kaligrafi yang berbenang emas. Kiswah ini ada 2 yaitu bagian luar berwarna hitam dan yang bagian dalam ka’bah bewarna hijau dibikin oleh pabrik yang di Mekah dengan pealatan modern dan tenaga ahli yang berjumlah 240 orang.
Dalam satu Tahun Ka’bah dicuci 2 kali yaitu Bulan Dzulhijah dan pada awal bulan Sya’ban.
Namun Kiswah diganti hanya sekali dalam satu Tahun dengan anggaran 17 juta real Saudi (+ US$ 4.550 juta) untuk satu kiswah.
Bangunan Ka’bah yang ada sekarang merupakan hasil renovasi berkali-kali; sejak nabi Adam, kemudian oleh Nabi Syits, nabi Ibrahim, nabi Ismail, Abdul Muthalib, Suku Quraisy, Abdullah bin Zubair bin Awwam, Hajjaj bin Yusuf Ats Tsaqofi. Dan yang nampak sampai sekarang adalah hasil pembangunan Sultan Murad IV al Utsmani pada tahun 1630 M.
Melalui pintu yang berlapis emas, orang dapat masuk ke dalam ka’bah dan melakukan shalat atau berdo’a didalamnya. Namun demi menjaga kesucian Ka’bah, tidak semua orang boleh masuk kedalamnya, kecuali mereka yang mendapat izin dari Raja Saudi atau Walikota Mekah. Bagi orang yang ingin melakukan sholat didalam ka’bah cukup dengan melakukan sholat di Hijr Ismail karena Ia termasuk Ka’bah sebagaimana ditegaskan dalam beberapa hadits shahih yang bersumber dari ummul mu’minin Aisyah r.a.
Didalam Ka’bah terdapat 3 buah tiang yang besarnya kira-kira ½ meter dari kayu yang berwarna merah keungu-unguan. Tiang ini dipasang oleh Abdullah bin Zubair ( 683 M ) untuk penyangga loteng. Diantara 3 tiang besar itu dipasang kayu melintang dari utara ke selatan, tingginya kira-kira 2/3 tinggi Ka’bah. Disitu digantung lampu beraneka ragam. Semua sisi dalam ka’bah ditutup oleh curtain dari sutra yang sangat anggun berwarna hijau untuk dinding samping, dan merah mawar untuk loteng. Adapun lantainya adalah merah putih hanya sedikit yang berwarna lain.


 Masjidil Haram
Sebagai pusat kota Makkah adalah Masjid Al-Haram, dimana didalamnya terdapat Ka'bah sebagai arah kiblat umat Islam pada waktu sholat. Masjid ini mula-mula dibangun secara permanen oleh Sayyidina Umar bin Al Khattab pada tahun 638 M.

Dari masa-ke masa Masjidil Haram selalu mengalami pembaharuan dan perluasan diprakarsai oleh raja-raja Islam yang memberi perhatian terhadap Masjidil Haram.Pembangunan besar-besaran dalam sejarah diprakarsai oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz yang bergelar :"Pelayan Dua Tanah Haram Makkah dan Madinah".

(Dikatakan Tanah Haram karena Tanah ini diharamkan bagi umat lain, selain umat Muslim).Saat ini luas Masjid Al Haram 328.000 meter persegi dan dapat menampung 730.000 jamaah dalam satu waktu sholat berjamaah.

Masjid ini melingkari Ka'bah, maka pintunya banyak. Ada 4 pintu utama dan 45 pintu biasa yang biasanya buka 24 jam sehari.

Keistimewaan Masjidil Haram banyak sekali, antara lain : Shalat di masjid ini lebih utama daripada shalat seratus ribu kali di masjid lain. Begitupun berdzikir, berdoa, bersedekah dan beramal baik lainnya.

Hajar Aswad
Hajar Aswad adalah batu hitam yang berada di sudut tenggara Ka’bah dilingkari besi putih yang direkat dengan timah terletak kira-kira setinggi satu setengah meter dari permukaan lantai masjid. Dari sudut inilah putaran thawaf dimulai dan diakhiri, dan kalau keadaan memungkinkan setiap mulai putaran, disunnahkan menciumnya atau mengusapnya dengan tangan kanan kemudian dikecupnya tangan tersebut. Mencium Hajar Aswad diluar waktu thawaf juga disunnahkan dengan niat mengikuti petunjuk Nabi SAW semata.
Dalam salah satu riwayat Bukhori-Muslim, diterangkan bahwa Umar Ibn al khattab sebelum mencium Hajar Aswad mengatakan, “Demi Allah, aku tahu bahwa engkau adalah sebuah batu yang tidak dapat berbuat apa-apa, kalau aku tidak melihat Nabi Rasul Allah menciummu, aku tidak akan menciummu”. Jadi mencium Hajar Aswad ini bukanlah suatu kewajiban bagi umat Islam, tapi merupakan anjuran dan sunnah hukumnya, maka kalau tidak memungkinkan karena penuhnya orang berdesakan, sebaiknya urungkanlah niat untuk mencium atau mengusap batu itu dan gantilah dengan istilam dari kejauhan. Karena menyelamatkan diri sendiri dan jiwa orang lain kecelakaan tentu lebih utama.
Menurut salah satu riwayat, batu ini ketika diturunkn dari sorga berwarna putih mengkilap, namun karena kedurhakaan anak cucu Adam, batu ini makin hitam dan makin hitam. Sejarah batu ini sangat panjang sepanjang sejarah Ka’bah.
Di antara peristiwa penting yang mesti dijadikan ‘ibrah (suri Tauladan) bagi kaum muslimin adalah yang terjadi pada tahun 16 sebelum Hijrah, ketika suku Quraisy berselisih dan masing-masing mempertahankan pendapat tentang siapa yang yang berhak mengangkat dan meletakkan batu ini pada tempatnya setelah pemugaran Ka’bah itu selesai.
Selama lima hari lima malam mereka dalam situasi gawat, akhirnya muncullah usul dari Abu Umayyah bin Mughirah Al Makhzumy yang mengatakan “Alangkah baiknya kalau keputusan ini kita serahkan kepada orang yang pertama masuk mesjid pad hari ini”. Karena Abu Umayya orang tertua diantara orang Quraisy, maka pendapatnya disepakati. Dan ternyata orang yang pertama kali masuk pada hari itu adalah Muhammad bin Abdullah (35 Tahun) yang pada saat itu sudah begelar Al Amin (orang yang terpercaya) karena beliau tidak pernah berdusta dan tidak pernah ingkar janji, seluruh penduduk Mekkah mengakuinya. Maka mereka langsung minta kepada beliau untuk mengambil keputusan tentang pertikaian yang memanas itu. Kemudian Muhammad bin Abdullah menuju tempat penyimpanan batu itu lalu membentangkan sorbannya, kemudian meletakkan Hajar Aswad di tengah-tengah sorbannya, kemudian meletakkan Hajar Aswad di tengah-tengah sorbannya, lantas menyuruh seorang wakil dari masing-masing kabilah yang sedang bertengkar, kemudian keempat orang itulah yang mengangkat batu itu bersama-sama, lalu Muhammad lah yang memasang pada sudut Ka’bah dan semua pihak merasa puas, sehingga terhindarlah dari pertikaian adu senjata.
Kisah lain yang sangat penting adalah yang terjadi pada musim haji tahun 317 H. Pada saat itu dunia Islam dalam keadaan lemah dan bercerai-berai, sehingga kesempatan ini dimanfaatkan oleh Abu Tahir Al Qurmuthi seorang kepala suku Jazira Arab bagian timur untuk melampiaskan nafsu angkara murkanya, maka dengan keji ia bersama anak buahnya sebanyak 700 orang bersenjata perang mendobrak masjidil Al haram dan membongkar Ka’bah dan mengambil Hajar Aswad dengan paksa kemudian dibawa ke negaranya di kawasan Teluk Persia. Kemudian menantang umat Islam agar mengambil batu itu, boleh dengan perang atau dengan membayar sejumlah uang yang pada saat itu sangat berat bagi umat Islam. Setelah 22 tahun (tahun 339 H). Batu itu dikembalikan ke Makkah oleh Khalifah Abbasiyah Al Muthi Lillah setelah ditebus dengan uang sebanyak 30.000 dinar.
Ketika Abdullah bin Akim utusan Khalifah Al Muthi’ Lillah menerima batu dari pemimpin suku Qurmuth itu langsung dimasukkan kedalam air dan tenggelam, kemudian diangkat dan dibakar ternyata pecah, maka Ia menolak batu itu dan dinyatakan palsu. Dengan tenagn pemimpin suku Qurmuth itu member yang kedua yang sudah dilumur minyak wangi dan dibungkus dengan kain sutra yang sangat cantik, namun Abdullah tetap melakukan seperti pada yang pertama, dan ternyata hasilnya juga seperti yang pertama maka Ia meminta yang aslinya dan oleh pemimpin suku Qurmuth diberikan padanya batu yang ketiga. Tapi oleh Abdullah batu ini pun seperti semula. Sungguh aneh dan menakjubkan batu itu tidak tenggelam, dan ketika dibakar tidak panas. Maka Abdullah dengan puas mengatakan, “Nah inilah dia, batu kita”. Dengan terheran-heran pemimpin Qurmuth bertanya, “Dari mana anda mendapat ilmuitu?”. Abdullah menjawab, “Nabi SAW pernah mengatakan, Hajar Aswad adalah tangan kanan Allah yang ada dibumi, pada hari kiamat nanti mempunyai mulut dan menyaksikan siapa-siapa yang pernah menyalaminya dengan niat baik atau tidak baik, tidak akan tenggelam didalam air dan tidak panas oleh api”
Dalam riwayat selanjutnyaditegaskan bahwa kepada pemimpin Qurmuth ini Allah menurunkan penyakit yang tidak dapat disembuhkan sampai bertahun-tahun lamanya dan akhirnya semua persendiannya saling berlepasan, kemudian ia mati dalam keadaan yang sangat mengenaskan.
Hijir Ismail, berdampingan dengan Ka'bah dan terletak di sebelah utara Ka'bah, yang dibatasi oleh tembok berbentuk setengah lingkaran setinggi 1,5 meter. Hijir Ismail itu pada mulanya hanya berupa pagar batu yang sederhana saja. Kemudian para Khalifah, Sultan dan Raja-raja yang berkuasa mengganti pagar batu itu dengan batu marmer.

Hijir Ismail ini dahulu merupakan tempat tinggal Nabi Ismail, disitulah Nabi Ismail tinggal semasa hidupnya dan kemudian menjadi kuburan beliau dan juga ibunya.
Berdasarkan kepada sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam, sebagian dari Hijir Ismail itu adalah termasuk dalam Ka'bah. Ini diriwayatkan oleh Abu Daud dari 'Aisyah r.a. yang berbunyi : 'Dari 'Aisyah r.a. katanya; "Aku sangat ingin memasuki Ka'bah untuk melakukan sholat di dalamnya. Rasulullah s.a.w. membawa Siti 'Aisyah ke dalam Hijir Ismail sambil berkata " Sholatlah kamu di sini jika kamu ingin sholat di dalam Ka'bah, karena ini termasuk sebagian dari Ka'bah.
Sholat di Hijir Ismail adalah sunnah, dalam arti tidak wajib dan tidak ada kaitan dengan rangkaian kegiatan ibadah Haji atau ibadah Umroh.








 Kantor Resmi : 
PT. DAVARO ANUGRAH ILHIANI 
RUKO CITRA INDAH VESTIVAL CIP. 02 NO. 06 
CILENGSI - JONGGOL , BOGOR JAWABARAT.
WA. 0815 1939 6121
EMAIL : davarogroup@yahoo.co.id

Galeri Foto : 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UMROH + MESIR Davaro Group

davaro group umroh murah 2017